5 Jenis Gaya Parenting dan Efeknya Pada Anak

Bacaan 2 menit

Saat belum punya anak pasti kita pernah berandai-andai kalo punya anak nanti pengen dididik dengan cara A, B, atau C. Tapi bisa aja pas anak kita udah lahir semua yang kita andai-andaikan tersebut berubah. Dari lima jenis gaya parenting ini kira-kira bapak termasuk yang mana?

Authoritarian

Orang tua dengan gaya parenting satu ini sangat cinta dan sayang anaknya tapi terkesan terlalu membatasi alias strict parent. Orang tua seperti ini berpikir anak akan berperilaku baik kalo nurutin semua omongan orang tuanya. Biasanya juga orang tua yang kayak gini bakal marahin anaknya abis-abisan kalo anak gak mau nurut, tanpa mau denger alesan atau pendapat dari anaknya.

Efeknya adalah anak jadi berpikir, “Kalo Mama Papa mau sayang sama aku berarti aku harus nurut”, “Kalo gak mau bikin Mama Papa kecewa atau sedih aku harus patuh”. Nah, pas udah dewasa, anak bakal sulit buat tau apa yang mereka mau, apa tujuan yang mau dicapai, dan lainnya karena bergantung sama orang tua. Bisa jadi saat anak dewasa nanti, mereka akan berpikir, “Aku harus bikin orang tua bahagia walopun aku sendiri gak bahagia”.

Permissive

Gaya asuh satu ini biasanya bakal mengabulkan semua keinginan anak tanpa ada penolakan sama sekali. Anak bakal sepenuhnya hidup tanpa batas atau aturan yang memang gak dikasih sama orang tuanya. Anak bakal bertindak sesuai apa yang mereka inginkan dan mereka anggap benar. Anak gak akan jauh dari konflik dan gak bisa belajar mengatur emosinya. Selain itu juga anak bakal jadi pecundang karena selalu disuapin apa yang mereka mau terus menerus.

Authoritative

Orang tua yang menerapkan gaya asuh ini biasanya lebih menghormati apa yang anak butuhkan, tapi percaya kalo anak butuh kebebasan juga tanpa luput dari pengawasan. Contohnya seperti, anak diperbolehkan bermain, tapi saat selesai harus dibereskan kembali, anak boleh makan es krim di hari tertentu saja, atau anak boleh menonton TV atau video di YouTube hanya 30 menit per hari. Saat terjadi masalah pada anak, orang tua akan mendengarkan apa yang anak mau sampaikan lebih dulu baru menasehatinya. Saat anak menghadapi masalah sulit, orang tua akan mendukung anak untuk melewatinya. Orang tua membangun mental agar anak bisa mengikuti apa yang membuatnya tertarik hingga menjadi passion. Nantinya di kelas anak juga lebih ekpresif dan mengutamakan diskusi untuk mencapai penyelesaian masalahnya.

Neglectful

Gaya asuh satu ini perlu dihindari, soalnya kebanyakan orang tua jadi tidak memperdulikan masa depan anaknya. Anak akan merasa kesepian karena orang tuanya sibuk dengan urusan masing-masing. Anak memang lebih bebas dalam bertindak tapi anak juga butuh feedback cinta dan kasih sayang yang ditunjukkan sama orang tuanya. Buruknya anak jadi makin gak percaya diri, sulit buat dapet hubungan yg baik sama orang lain, merasa tidak berhak dicintai, dan selalu berpikir negatif tentang dirinya sendiri.

Over-involved

Gaya asuh seperti ini juga perlu dihindari, biasanya orang tua bakal menyediakan setiap aspek yang dibutuhkan anak apa pun itu. Orang tua juga gak membiarkan anak melakukannya sendiri, jadi anak gak bisa belajar lewat tantangan dan masalah yang ada di hidup mereka. Anak jadi gak mau menyelesaikan masalah yang sulit dan lebih banyak protes saat dia harus mengeluarkan usaha yang besar.

Mendidik anak emang gak gampang tapi berusaha buat kasih yang terbaik perlu banget dilakukan.

Ditulis oleh:
Atun Gorgom
Bacaan 2 menit
Dilihat :
76

Bagikan Artikel Ini

Artikel Terkait