
Beberapa waktu lalu seluruh umat Katolik dapat berita kehilangan dari pemimpin tertinggi mereka yang berkedudukan di Vatikan, Roma. Berita tentang Paus Fransiskus yang wafat ini jadi salah satu berita duka yang bikin satu dunia berkabung, mengingat sosok Paus Fransiskus ini dikenal sebagai sosok bersejarah sebagai Paus pertama asal Amerika Latin. Gereja Katolik di Vatikan jadi pusat perhatian setelah wafatnya Paus Fransiskus karena banyak orang penasaran bagaimana proses pergantian Paus selanjutnya sampai ke pengangkatan paus yang baru. Kita bahas di sini warga.
Konfirmasi kematian
Tradisinya, saat Paus wafat Sang Camerlengo atau Kamar Ketua Gereja Roma Suci bakal konfirmasi kematiannya dengan memanggil nama baptis Paus dengan lembut sebanyak tiga kali. Nah, kalau tidak ada respon, maka Paus dinyatakan meninggal dunia.
Pengalaman Mengantar Jenazah dengan Kargo Pesawat Lokal
Cincin Nelayan dimusnahkan
Cincin Nelayan ini biasa digunakan Paus sebagai stempel buat nyegel dokumen-dokumen resmi. Nantinya Cincin Nelayan ini dipecahkan oleh Camerlengo di hadapan para kardinal. Tujuannya buat mencegah penyalahgunaan stampel dan sebagai lambang berakhirnya kewenangan Paus tersebut.
Bunyi lonceng sebagai pengumuman resmi kematian
Vatikan sebagai tempat Paus berada nantinya akan membuat pengumuman resmi dengan membunyikan lonceng dengan diikuti adat berkabung. Di beberapa tempat juga nanti bakal ngibarin bendera setengah tiang.
Kekosongan tahta
Selama Paus resmi dinyatakan meninggal dunia, semua tata kelola Gereja bakal diberhentikan kecuali masalah-masalah yang bisa ditangani oleh Camerlengo. Untuk pemilihan Paus yang baru, akan dilaksanakan 15 hari setelah Paus meninggal.
Masa Berkabung
Pada masa-masa berkabung ini, Paus Fransiskus masih belum dikebumikan selama sembilan hari. Jasadnya ini akan diberikan bahan pengawet yang membuat tubuhnya tetap utuh seperti saat pertama kali meninggal dunia. Pada masa berkabung ini juga akan dibarengi dengan sejumlah Misa untuk ketenangan jiwa Paus.
Pemakaman secara tradisional
Jenazah Paus akan ditempatkan dalam tiga peti mati, yaitu peti kayu, peti timah, dan peti kayu lainnya yang masing-masing ditempatkan di dalam peti lainnya. Walaupun Paus bisa meminta ditempatkan di peristirahatan lain, tapi secara tradisional Paus biasannya akan dimakamkan di ruang bawah tanah di Basilika Santo Petrus.
Proses Konklaf
Konklaf ini dilakukan setelah upacara pemakaman Paus Fransiskus selesai. Nantinya para Kardinal, yaitu para pemimpin tinggi dalam hierarki Gereja Katolik bakal masuk ke ruangan konklaf dalam kondisi tertutup dari dunia luar untuk memilih penerus takhta St. Petrus, pemimpin umat Katolik di seluruh dunia.
Pemungutan suara
Menurut Konferensi Uskup Katolik Amerika Serikat, seorang kandidat nantinya harus mendapatkan dua per tiga suara agar terpilih sebagai Paus. Tiap Kardinal yang hadir dalam ruangan memberikan suara secara rahasia. Proses ini memakan waktu beberapa hari dengan pemungutan suara yang dilakukan maksimal empat putaran setiap hari. Tiap surat suara yang diitung bakal dicatat oleh kardinal yang ditunjuk. Abis satu puteran selesai, surat suara bakal dibakar dalam tungku khusus. Sebagai komunikasi ke dunia luar, nanti asap dari cerobong Kapel Sistina dijadikan sebagai isyarat, asap hitam berarti belum ada keputusan, sementara asap putih jadi tanda kalau Paus baru telah terpilih.
Pengumuman Paus baru
Setelah proses konklaf selesai dan telah mendapatkan keputusan, Kardinal proto-diakon nanti akan melangkah ke balkon Basilika Santo Petrus dengan membawa pernyataan, "Habemus Papam!" yang artinya "Kita punya Paus!". Barulah setelahnya Paus baru akan muncul dihadapan publik dan memberikan berkat Urbi et Orbi pertamanya.
Paus ini punya sederet tugas yang berkaitan dengan umat Katolik. Kehadirannya ini bisa memperkuat rasa solidaritas dan komunitas di kalangan umat Katolik di seluruh dunia. Makanya gempar bener pas Paus Fransiskus wafat kemaren.