Psikologi Marketing yang Sering Bapak Temuin Kalo Lagi Belanja

Bacaan 3 menit

Psikologi Marketing adalah sebuah studi pemahaman bagaimana konsumen berpikir, merasakan, dan berperilaku, dan memanfaatkan pemahaman ini untuk menciptakan strategi pemasaran yang lebih efektif. Kalo bapak lagi belanja, pasti sering ketemu dengan beberapa psikologi marketing. Berikut beberapa psikologi marketing yang sering banget digunakan beserta contohnya.

Framing Effect

Penyajian informasi yang disajikan suatu produk di-framing sehingga membuat bapak pengen beli produk ini.

Contoh : Sebuah produk snack berisi informasi, 20% fat dan 80% fat-free. Walaupun kedua informasi ini sama, kemungkinan besar bapak pasti lebih milih produk tersebut kalo informasi yang tertera adalah informasi yang kedua. Karena opsi kedua menekankan bahwa dia rendah lemak.

Source: Michaelbunker.com

Scarcity

Kalo ini dia sengaja memberikan informasi kalo suatu produk ini bakal jadi langka. Langka dalam artian penawaran atau produk yang tersedia bakal habis.


Contoh : Ketika bapak beli tiket bis atau pesawat pake aplikasi biasanya ada notifikasi “sisa 3 seats” atau contoh lainnya adalah ketika bapak beli baju, ada tulisan “SALE Today Only!”. Informasi ini menimbulkan urgensi untuk membeli suatu produk di saat itu juga

Social Proof

Orang akan lebih cenderung mengadopsi suatu perilaku jika mereka yakin orang lain juga melakukan hal yang sama. Udah sering banget bapak ketemu sama trik yang satu ini, entah itu dalam bentuk review atau contoh lainnya di Instastory temen bapak.


Contoh : Sebelum belanja suatu produk pasti bapak liat review-nya atau rating yang paling tinggi dari banyak produk yang tersedia. Contoh lainnya, biasanya bapak bisa liat di Instastory temen bapak yang nge-highlight produk yang dia lagi pake, “celana kargo nya beli disini ya” terus dia nyertain link belanjanya.

Decoy Effect

Kalo ini biasanya bapak liat di pricing model. Jadi bapak diberikan beberapa opsi yang nantinya mengarahkan bapak buat membayar harga yang paling mahal. 


Contoh: Salah satu subscription website berita luar negeri menyajikan harga sebagai berikut,

 Online Subscription $25

 Print Subscription $75

 Print and Online Subscription $75

Tapi pasti bapak mikir, buat apa yak ada pricing yang kedua? Ternyata setelah dilakukan penelitian ke 100 orang Mahasiswa MIT (Massachusets Institute of Technology) yang dimana penelitian ini memberi mereka pilihan harga yang ada di atas dan nanyain mereka paket mana yang pengen mereka beli. Ketika ketiga opsi tersebut ada, para mahasiswa ini memilih subscribe yang Print and Online Subscription, ya iyalah itu jelas penawaran yang paling untung kan? Tapi pas si peneliti menghapus paket yang kedua (Print Subscription $75), mahasiswa-mahasiswa ini lebih memilih opsi paling murah. Jadi disitulah fungsi decoy effect.

Recripocity

Kita pasti seneng banget kalo ada orang yang ngasih kita sesuatu secara cuma-cuma. Nah trik recripocity ini simplenya bikin bapak melakukan sesuatu buat mereka juga, karena mereka udah memberikan sesuatu.


Contoh : Beberapa aplikasi yang pake sistem subscription, kadang ngasih kita free trial dulu. Ada yang 7 hari, ada yang 30 hari. Jadi ketika dia memberikan value dulu di depan, harapan produk tersebut adalah membangun trust dan membuat orang yang nyobain trial ingin membeli produk tersebut.

Anchoring Effect

Bapak suka kepikiran gak sih kalo ngeliat diskon, susah banget nolaknya? Nah anchoring ini mengandalkan keputusan awal si calon pembeli. Karena calon pembeli biasanya menggunakan informasi pertama yang mereka terima untuk dasar keputusan melakukan pembelian.


Contohnya : Kalo bapak liat di toko baju, ketika ada baju yang lagi diskon, yang bapak liat pertama kali pasti harga yang udah didiskon. Jadinya bapak berpikir kalo ini bakal menguntungkan buat bapak. Celana Jeans harganya Rp 350.000 dari harga normal yang tadinya Rp 500.000.

Loss Aversion

Jadi trik dari psikologi marketing ini adalah dengan mempengaruhi pelanggan biar dia bertindak secara cepat dan tidak kehilangan kesempatan sehingga merasa dirugikan. 


Contoh: Layanan streaming berlangganan yang bapak mau pakai nawarin diskon dengan waktu yang terbatas untuk pelanggan baru. Tapi, mereka ga make framing effect “Hemat 50% di bulan pertama berlangganan!”, mereka mengemasnya sebagai potensi kerugian “Jangan lewatkan potongan 50% di bulan pertama berlangganan! Penawaran akan segera berakhir! ". Hal ini membuat bapak jadi mikir, “ah kalo kelewat, rugi nih saya”. Itu loss aversion, pak.

Jadi itu beberapa psikologi marketing yang sering banget bapak temui kalo lagi belanja. Semoga artikel ini bisa membantu bapak dalam membuat keputusan pembelian, yak!

Ditulis oleh:
Jamal Robot
Bacaan 3 menit
Dilihat :
330

Bagikan Artikel Ini

Artikel Terkait