Kenapa Anak Bapak Sering Tantrum Setelah Usia 2 Tahun?

Bacaan 3 menit

Anak Bapak yang unyu2 sekarang mulai sering tantrum? Padahal sebelum-sebelumnya anak Bapak kalem banget. Tapi kok sejak masuk usia 2 tahun jadi lebih sering darah tinggi ya?

 

Fase Terrible Two

Tahu gak Pak? Ada fase perkembangan anak yang disebut terrible two. Sesuai namanya, fase ini biasanya dialami sama anak yang mulai masuk usia 2 tahun atau 24 bulan. Tapi ada juga yang mulainya dari usia 18 bulan atau baru muncul di usia 30 bulanan.

Pada fase ini, biasanya anak bakal jadi lebih sensitif dan gampang tantrum. Udah gitu, kadang tantrumnya juga dibarengin sama aktivitas negatif. Kaya ngelempar barang, nyubit, mukul, gigit, ngebantah, nantang, atau tantrum parah.

Katanya, fase ini bakal berakhir ketika anak usia 3 tahun atau 4 tahun. Lumayan ya, pak.

 

Cara Menghadapi Fase Terrible Two

Meskipun akan berakhir, tapi sebagai orang tua, tetap aja Bapak sama istri kudu ngelakuin sesuatu nih. Ada beberapa hal yang bisa Bapak sama istri lakuin pas anak lagi di fase ini, misalnya:

1. Anggap sebagai tantangan

Tahapan terrible two ialah tahapan normal yang dilewati setiap anak. Jadikan aja ini sebagai tantangan, bukan masalah besar. Ya anggap seperti Bapak dan Ibu lagi bermain game yang salah satu tantangannya adalah menghadapi anak yang terrible two

Dengan adanya tantangan, Bapak sama Ibu kan jadi mencari jalan keluar gimana agar bisa menyikapi terrible two

2. Kenali pemancing anak tantrum

Setiap anak tantrum biasanya tuh punya penyebab dan tujuan yang berbeda. Bapak dan Ibu sebagai orang tua harus bisa nih mengenali apa yang jadi penyebab utama. Kalo bicara tujuan, ‘kan udah clear agar keinginannya terpenuhi.

Dari pengalaman saya, pemancing anak tantrum di antaranya, gak konsisten menerapkan peraturan, peraturan Bapak sama Ibu beda, selalu menuruti keinginannya, gak jadi teladan bagi anak, jam tidur gak teratur, jam makan berantakan, mau menarik perhatian karena Bapak dan Ibunya sibuk kerja.

3. Hindari pemicunya dan cari tau cara mengatasinya

Setelah tau pemicu anak bisa tantrum, Bapak sama Ibu tinggal mencari cara nih gimana menghindari pemicunya. Terutama pemicu yang bisa Bapak dan Ibu bisa kontrol. Misalnya, jam makan dan tidur teratur, peraturan Bapak dan Ibu selaras, tegas menerapkan aturan, dan main bareng anak.

Walaupun udah melakukan cara di atas, anak pasti akan tetap melakukan aktivitas yang ngeselin. Cuma jauh lebih baik, kok.

4. Pahami emosinya, jangan ikut emosi

Cara tambahan lainnya ialah pahami emosi anak seolah-olah Bapak sama Ibu merasakan yang dia rasakan. Memang agak susah apalagi kalo kondisi fisik dan psikis Bapak dan Ibu sedang drop, bisa mudah sekali terpancing emosi. Itulah mengapa butuh latihan berulang-ulang.

Cara memahami emosinya ialah saat anak misalnya menunjukkan emosi frustasi karena gak bisa memainkan mainan baru. Bapak atau Ibu bisa bilang, “Oh, kamu kesel ya gak bisa masukin benang ke sedotan.”

Nah, sembari memahami emosi anak, Bapak atau Ibu bisa membantu atau mencontohkan sekali lagi cara bermain mainan baru.

5. Berikan nasehat kala dia sedang fokus dan hepi

Setelah anak kembali hepi dan fokus, Bapak atau Ibu baru bisa masuk berikan pesan yang menenangkan. Seperti, “Kalo kamu gagal main, kamu bisa coba ulang dari awal dengan tenang.”

Dengan catatan, jangan meyakini dengan memberi nasihat lantas anak berubah. Wah, sim salabim banget. Gak ada begitu ceritanya. Masih butuh waktu dan tetap seperti ini ya.

 

Pastinya gak mudah buat mengelola emosi. Jika memang terlanjur terpancing, kembali minta maaf dan evaluasi diri. Tetap semangat Bapak dan Ibu yang sedang berjuang dengan anak terrible two. 

Ditulis oleh:
Runa Aviena
Bacaan 3 menit
Dilihat :
273

Bagikan Artikel Ini

Artikel Terkait