Simpen Kamus Bahasa Gaul Digital Marketing Ini biar Kamu Gak Ketinggalan

Bacaan 3 menit

Pasti udah banyak yang tau kalau digital marketing saat ini punya peran yang penting buat bikin perusahaan makin berkembang, apalagi di era digitalisasi yang makin canggih. Bukan cuma wawasan soal marketing doang yang dibutuhin, tapi perlu juga buat tetap update tentang tren yang lagi berkembang di masyarakat. Makanya gak heran kalau sekarang digital marketing udah punya bahasa gaul sendiri biar bisa terus berkembang ngikutin zaman dan generasi yang ada. Biar gak ketinggalan ada bahasa gaul apa aja, ini listnya.

Kamus Slang Gen Alpha biar Kalo Ngobrol sama Anak Nyambung

  1. Affiliate Marketing: Sistem komisi buat orang yang berhasil ngejual produk kita.
  2. Algorithm: Sistem yang nentuin apa yang muncul di feed media sosial atau hasil pencarian.
  3. A/B Testing: Ngetes dua versi konten atau iklan buat lihat mana yang lebih efektif.
  4. Attribution: Menentukan dari mana asal-usul leads atau sales (iklan, organik, influencer, dan lainnya).
  5. AI-Generated Content: Konten yang dibuat otomatis pakai AI seperti ChatGPT atau Midjourney.
  6. Benchmarking: Bandingin performa kampanye kita dengan kompetitor.
  7. Bounce Rate: Persentase orang yang masuk website tapi langsung keluar tanpa interaksi
  8. Cold Audience: Orang yang belum kenal brand sama sekali.
  9. Clickbait: Judul atau postingan yang dibuat heboh biar banyak yang klik.
  10. Chat Commerce: Belanja langsung lewat chat seperti WhatsApp atau Messenger.
  11. Content Pillar: Tema utama dari konten yang dibuat brand.
  12. CPC (Cost Per Click): Biaya yang dikeluarkan setiap kali iklan diklik.
  13. Conversion Rate: Persentase pengunjung yang melakukan aktivitas seperti beli, daftar, dan lain sebagainya.
  14. CTR (Click-Through Rate): Persentase orang yang ngeklik iklan atau konten dibanding yang melihat.
  15. Call-to-Action (CTA): Ajakan ke user buat ngelakuin sesuatu, misal “Beli Sekarang!”.
  16. Copywriting: Seni menulis teks promosi biar lebih menarik.
  17. Dark Funnel: Sumber traffic atau leads yang sulit dilacak, seperti dari grup WhatsApp atau DM.
  18. Drip Campaign: Strategi email marketing yang dikirim bertahap sesuai perilaku user.
  19. Digital Footprint: Jejak digital user yang bisa dimanfaatkan buat iklan.
  20. Engagement Rate Persentase: Interaksi user dengan konten dibanding total audiens.
  21. Ghost Posting: Posting konten tanpa menyebut brand, tapi tetap memengaruhi opini publik.
  22. Geotargeting: Iklan yang ditargetkan berdasarkan lokasi user.
  23. Growth Hacking: Teknik marketing kreatif buat ngeboost bisnis tanpa biaya besar.
  24. Heatmap: Data visual buat lihat area mana di website yang paling sering diklik atau dilihat user.
  25. Hook: Bagian awal konten yang bikin orang tertarik buat terus nonton.
  26. Hashtag Strategy: Teknik penggunaan hashtag biar konten lebih gampang ditemukan.
  27. Hyperlocal Marketing: Strategi pemasaran super spesifik berdasarkan lokasi pengguna.
  28. Influencer: Orang berpengaruh di media sosial yang sering kerja sama dengan brand.
  29. Impression: Berapa kali iklan atau konten ditampilkan ke orang.
  30. Keyword: Kata kunci yang sering dipakai buat optimasi SEO.
  31. KOL (Key Opinion Leader): Mirip influencer tapi lebih expert di bidang tertentu.
  32. Lead Magnet: Konten gratisan kayak e-book atau webinar buat narik leads.
  33. Lookalike Audience: Audiens yang mirip dengan pelanggan yang udah ada, sering dipakai di Facebook & IG Ads.
  34. LTV: Lifetime Value, total nilai pelanggan sepanjang waktu pakai brand.
  35. Lead Nurturing: Proses bikin leads makin tertarik sampai akhirnya beli.
  36. Meme Marketing: Pakai meme buat promosi brand secara santai dan relatable.
  37. Micro-Influencer: Influencer dengan followers kecil tapi engagement tinggi.
  38. Native Ads: Iklan yang bentuknya menyatu dengan platform jadi gak keliatan seperti iklan.
  39. Omnichannel: Strategi marketing yang nyambung di berbagai platform, baik online dan offline.
  40. Programmatic Ads: Iklan otomatis yang pakai AI buat optimasi.
  41. Persona: Gambaran ideal customer yang ditarget brand.
  42. Retargeting: Nargetin ulang orang yang pernah berinteraksi sama brand.
  43. Shadowban: Akun yang diam-diam dikurangi jangkauannya sama platform karena dianggap spam atau melanggar aturan.
  44. Social Commerce: Belanja langsung di media sosial tanpa perlu keluar aplikasi.
  45. Scarcity Marketing: Strategi bikin barang terasa langka biar orang buru-buru beli.
  46. Shoppable Post: Postingan media sosial yang bisa langsung dipakai buat belanja.
  47. Storytelling: Teknik marketing dengan narasi yang menarik.
  48. Swipe Up: Fitur di Instagram Stories buat langsung ke link tertentu.
  49. SERP: Search Engine Results Page, halaman hasil pencarian Google.
  50. Social Proof: Bukti sosial dari orang lain yang bikin brand lebih terpercaya.
  51. Subscription Model: Model bisnis berbasis langganan, contohnya Netflix dan Spotify.
  52. Social Listening: Analisis data media sosial buat tau tren dan opini publik tentang brand.
  53. Trendjacking: Memasukkan brand ke tren yang lagi viral buat numpang exposure.
  54. Traffic: Jumlah pengunjung website atau akun media sosial.
  55. Virtual Try-On: Teknologi AR yang memungkinkan pelanggan mencoba produk secara digital sebelum beli.
  56. Voice Search Optimization: Optimasi SEO buat pencarian pakai suara.
  57. Whitelisting: Brand pakai akun influencer buat ngejalanin ads langsung, jadi iklan terasa lebih natural.
  58. Web3 Marketing: Strategi marketing yang berkaitan dengan blockchain, NFT, & crypto.
  59. Zero-Click Search: Pencarian Google yang jawabannya langsung muncul tanpa perlu klik link.

Istilah Brain Rot dan Anomali yang Lagi Ramai di Kalangan Gen Alpha, Mana yang Warga Tau?

Kata-kata tadi emang yang paling sering dipake. Biar gak bingung pas ngobrol mending pelajarin dulu dah.

Ditulis oleh:
Atun Gorgom
Bacaan 3 menit
Dilihat :
17

Bagikan Artikel Ini

Artikel Terkait