Apa yang Terjadi Kalau Masyarakat Gak Setuju sama Gelar Pahlawan Nasional?

Bacaan 3 menit

Di Indonesia, kata pahlawan bukan cuma sebutan mulia, tapi juga status resmi yang diatur dalam undang-undang. Setiap tanggal 10 November, kita diajak mengingat jasa orang-orang yang pernah berjuang khususnya buat negara. Tapi di balik seremoni dan bunga tabur, muncul satu pertanyaan yang bikin kita mikir, apa sih yang bikin seseorang layak disebut pahlawan? Label pahlawan sebenarnya bukan cuma soal apa yang seseorang lakuin, tapi juga tentang kenapa dan buat siapa dia ngelakuinnya. Secara umum, seseorang bisa dikasih gelar pahlawan kalau ngelakuin beberapa hal ini.

Berkorban buat orang lain

Pahlawan biasanya ngelakuin sesuatu yang berat, melelahkan, bahkan berisiko. Bukan buat dirinya sendiri, tapi buat orang lain. Entah itu berjuang di medan perang, nolong korban bencana, atau sesederhana seorang bapak yang rela lembur supaya anaknya tetap bisa sekolah.

Punya niat mulia

Bukan cuma tindakan besar yang bikin seseorang jadi pahlawan, tapi niatnya. Kadang yang bikin beda cuma satu hal kecil, dia ngelakuinnya bukan karena kepengen dipuji, tapi karena merasa itu benar buat dilakukan dan harus dilakuin sama dirinya sendiri, karena kalau enggak, mau sama siapa lagi.

Menginspirasi orang lain

Pahlawan selalu ninggalin jejak, bukan cuma prestasi, tapi inspirasi. Cara hidupnya bikin orang lain pengen ikut berbuat baik, atau setidaknya berjuang lebih keras. Makanya pahlawan-pahlawan di Indonesia sering dikenang karena berbagai prestasi dan semangat juangnya.

Konsisten di jalan kebaikan

Pahlawan bukan cuma muncul di momen-momen besar doang. Kadang justru yang paling heroik adalah orang-orang yang diam-diam setia ngejalanin tanggung jawabnya setiap hari tanpa keluhan. Bapak juga bisa dibilang seorang pahlawan, karena gak ada capeknya buat bikin anak dan istri terus bahagia dan berkecukupan.

Hal yang Wajib Bapak Lakuin Bareng Anak sebelum Meninggal!

Undang-Undang yang ngaturnya emang ada

Nah, status Pahlawan Nasional di Indonesia bukan sekadar gelar simbolik, tapi emang diatur resmi sama negara lewat peraturan perundang-undangan.

  • Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. Ini jadi payung hukum utama yang ngatur tata cara pemberian gelar Pahlawan Nasional.
  • Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009. Di sini dijabarin lebih rinci soal syarat-syarat, prosedur, dan siapa yang berwenang menetapkan seseorang jadi pahlawan nasional.

Syarat-syarat jadi Pahlawan Nasional

Apa yang Terjadi Kalau Masyarakat Gak Setuju sama Gelar Pahlawan Nasional?

Menurut Pasal 26 PP No. 35 Tahun 2010, seseorang bisa diusulkan jadi pahlawan nasional kalo memenuhi kriteria berikut:

1. Warga negara Indonesia yang sudah wafat, dan saat hidupnya:

  • Berjasa luar biasa bagi bangsa dan negara.
  • Gak pernah nyerah dalam perjuangan demi kemerdekaan atau kemajuan bangsa.
  • Melakukan tindakan kepahlawanan yang nyata dan ngasih dampak yang luas.
  • Punya integritas moral dan keteladanan tinggi.
  • Gak pernah melakukan tindakan yang mencoreng martabat bangsa kayak korupsi, pengkhianatan, dan lain sebagainya.

2. Diusulkan secara resmi, biasanya lewat pemerintah daerah atau organisasi masyarakat, terus dinilai sama Tim Peneliti, Pengkaji, dan Penetapan Gelar Pahlawan Nasional (TP2GP) di tingkat pusat.

3. Setelah itu, Presiden menetapkan gelarnya lewat Keputusan Presiden (Keppres).

Tapi, Pak, realitanya nggak sesederhana lembar Keppres. Kadang, begitu sebuah nama diumumin jadi pahlawan, masyarakat justru terbelah jadi dua, ada yang bangga, ada juga yang geleng kepala.

Apakah kalau rakyat gak setuju, gelarnya bakal batal?

Apa yang Terjadi Kalau Masyarakat Gak Setuju sama Gelar Pahlawan Nasional?

Secara hukum sih enggak, cuma secara sosial bisa jadi iya, soalnya bisa kehilangan makna dari Pahlawan Nasional itu sendiri. Ibarat bendera pak, negara bisa ngibarinnya dimana aja, tapi pan tetep rakyat yang nentuin apakah bendera itu bakal dijaga, atau cuma lewat begitu aja di kalender.

Kenapa Bendera Indonesia Bisa sama Kayak Bendera Monako

Kalau dipikir-pikir, gak semua pahlawan kecatat di museum atau buku sejarah. Banyak yang tanpa nama, tanpa tanda jasa, tapi tetap kita ingat sampai sekarang, kayak guru di pedaleman yang rela naik sepeda belasan kilometer, petani yang gak nyerah walopun harga panen jatuh, atau bapak di rumah yang tiap pagi berangkat sebelum matahari naik cuma buat anaknya bisa punya sarapan dan masa depan yang lebih baik. Mereka mungkin gak akan pernah dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, tapi hati kecil kita tahu ada sesuatu yang mulia dalam perjuangan sehari-hari mereka.

Ditulis oleh:
Atun Gorgom
Bacaan 3 menit
Dilihat :
5

Bagikan Artikel Ini

Artikel Terkait