
Warga, pasti udah sering denger kalo banyak orang udah ngecap orang Sunda adalah masyarakat paling males. Ternyata stigma ini udah ada sejak jamn Belanda. Kalau baca catatan kolonial, sering muncul cap bahwa orang Sunda itu “pemalas”, tapi kalau digali lebih dalam lagi, label ini sebenarnya bukan fakta asli tentang orang Sunda, melainkan sudut pandang orang Belanda yang bias.
Kultur Pertanian Orang Sunda Beda
Mayoritas orang Sunda dulu hidup dari huma atau ladang berpindah dan sawah tadah hujan, bukan sawah irigasi intensif kayak yang ada di Jawa Tengah atau Jawa Timur. Sistem pertanian ini bikin siklus kerja orang Sunda lebih musiman, padat pas tanam dan panen, tapi ada banyak waktu istirahat di sela-selanya. Nah, sama orang Belanda yang terbiasa dengan pola kerja kapitalis–industri atau kerja terus tanpa henti, kondisi ini dianggap malas. Padahal, ya memang sistem pertaniannya beda.
Orang Sunda Milih Kerja Secukupnya
Belanda butuh tenaga kerja murah buat perkebunan, tambang, dan proyek infrastruktur kolonial. Orang Sunda cenderung nolak kerja rodi berlebihan. Mereka lebih milih kerja secukupnya sesuai kebutuhan, bukan ngoyo tanpa batas. Akhirnya, dibanding orang Jawa Tengah atau Jawa Timur yang lebih terpaksa nurut karena sistem kerja paksa, orang Sunda malah dicap pembangkang atau malas.
Kota-Kota Maju di Luar Pulau Jawa yang Bisa Dijadiin Pilihan Tempat Tinggal
Gaya Hidup dan Falsafah Hidup Orang Sunda
Orang Sunda terkenal dengan prinsip “ngaraga cukup” atau hidup secukupnya, seimbang, selaras dengan alam. Mereka juga someah atau ramah dan lebih mengutamakan harmoni dibanding ngejar keuntungan berlebihan. Buat Belanda, sikap ini dianggap aneh. Karena mereka datang dengan etos kerja kapitalis, makin banyak produksi, makin banyak untung. Jadi yang hidup sederhana malah dicap gak ambisius alias malas.
Stereotip yang Dibentuk Catatan Kolonial
Beberapa pejabat kolonial nulis laporan etnografi yang bias, ngebandingin etos kerja orang Sunda dengan orang Jawa yang terbiasa dengan kerja paksa dan sawah irigasi. Dari laporan inilah label “pemalas” makin menguat, padahal sebenarnya cuma cara kolonial aja buat mandang rendah budaya lokal supaya sesuai sama kepentingan mereka.
Jangan Bertamu ke Rumah Orang Jawa Sebelum Tau Tradisi USDEK
Cap orang Sunda pemalas itu bukan fakta sejarah, tapi label dari kacamata kolonial yang bias. Orang Sunda kerja sesuai pola hidup dan sistem pertanian mereka, yang beda dengan standar kapitalis Eropa.