Kalau bapak pernah jalan-jalan ke negara Timur Tengah, atau sekadar nyobain teh Arab, baklava, atau kurma dari sana, rata-rata semuanya manis banget. Tehnya manis, kue-kuehnya manis, bahkan jusnya pun bisa bikin gigi ngilu karena manis banget. Tapi ternyata, kesukaan mereka terhadap makanan dan minuman manis bukan tanpa alesan. Ada cerita panjang di balik gula dan sirup yang di sajian mereka, Pak.
Manis simbol keramahan
Buat orang-orang Timur Tengah, nyambut tamu dengan sesuatu yang manis jadi bentuk penghormatan dan kasih. Makanya kalau bapak mampir ke rumah orang Arab, pasti disuguhi teh manis, kopi dengan kurma, atau kudapan legit. Dalam budaya mereka, manis sama kayak niat baik. Semakin manis suguhannya, semakin besar pula penghargaan buat tamunya. Bisa dibilang, kalau kita kasih senyum dan jabat tangan buat nyambut, di sana mereka kasih teh manis tiga sendok gula sebagai bentuk penyambutan.
Tradisi dari momen Ramadan
Setiap bulan Ramadan, makanan manis jadi bintang utama. Setelah seharian puasa, tubuh butuh energi cepat dan makanan manis jadi cara paling alami buat ngembaliinnya. Makanya, pas adzan magrib berkumandang, yang pertama disajiin biasanya kurma atau jus manis. Rasanya bukan cuma nyegerin, tapi juga melambangkan sukacita setelah menahan diri. Dari situ, selera manis makin melekat kuat di kehidupan sehari-hari masyarakat Timur Tengah.
Sejarah dan ketersediaan bahan
Secara historis, Timur Tengah ini gudangnya bahan manis alami kayak madu, kurma, sirup, dan buah kering. Bahan-bahan ini udah dipakai ratusan tahun dalam kuliner mereka, jauh sebelum gula pasir modern dikenal. Setelah mengenal gula, bangsa Timur Tengah mulai bikin manisan pake bahan tersebut selain dari bahan manis yang lain tadi. Uniknya lagi, gula juga sempet dipake sebagai bahan obat-obatan, walopun sekarang udah mulai jarang dan lebih banyak dipake untuk hidangan makanan. Contoh hidangan yang dibuat sama bangsa Timur Tengah adalah kue-kue kayak baklava, basbousa, atau ma’amoul, semuanya lahir dari perpaduan madu, mentega, kacang, dan sirup manis yang khas banget. Buat mereka, rasa manis bukan tambahan bumbu doang, tapi juga identitas.
This Is Your Brain On Food: Emosi Sering Gak Stabil Bisa Jadi Karena Makanan yang Kita Makan
Manis buat netralisasi mulut
Kuliner Timur Tengah unik-unik, Pak. Mereka suka gabungin rasa kontras kayak asin, gurih, asam, pedas, dan manis semua hadir dalam satu hidangan. Rasa manis sering dipake buat menetralkan rempah yang kuat atau rasa daging yang berat. Jadi, jangan heran kalau bapak makan nasi biryani atau kebab, terus ditutup dengan dessert yang manis banget, memang sengaja biar rasa di lidah seimbang.
Pengaruh wilayah
Di wilayah yang keras, gersang, dan penuh tantangan alam kayak Timur Tengah, rasa manis jadi simbol penghiburan. Di tengah panas dan di kelilingi gurun pasir, secangkir teh manis bisa jadi pelipur lara. Makanan manis jadi sesuatu yang penting hadir di setiap hidangan yang mereka makan.
Waktu-Waktu yang Tepat buat Makan Makanan Manis
Jadi, kalau bapak nyobain minum teh Arab yang rasanya kayak gula cair, udah kagak usah heran lagi. Di balik rasa manisnya, sarat makna soal keramahan, sejarah panjang, dan cara mereka merayakan hidup.
